Kurniawan Reski DKK.2014. Membuat Peta Persebaran Curah Hujan Menggunakan Metode Thiessen, Idw, Dan Spline. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin.. Lestari, Fheny Fuzi. 2008. Penerapan Sistem Informasi Geografis Dalam Pemetaan Daerah Rawan Longsor Di Kabupaten Bogor.
DiIndonesia rata-rata curah hujan tergolong tinggi, yaitu lebih dari 2.000 mm/tahun. Daerah yang paling tinggi curah hujannya di Baturaden di lereng Gunung Slamet rata-rata 589 mm/bulan. Daerah yang paling kering di daerah Palu Sulawesi Tengah rata-rata curah hujannya 45,6 mm/bulan. Meskipun demikian banyak sedikitnya curah hujan di tiap-tiap
besarcurah hujan yang sama pada wilayah yang dilalui garis sesuai nilai curah hujan pada garis tersebut. Peta Isohyet yang dibuat memiliki interval besa r curah hujan 100 mm.
curahhujan yang cukup tinggi kondisi ini menyebabkan bencana longsor rawan terjadi di berbagai wilayah di indonesia terutama daerah yang didominasi oleh persebaran batuan yang sudah lapuk seperti halnya kabupaten bandung barat, banjir melanda sejumlah kabupaten antara lain kabupaten bandung kabupaten demak dan kabupaten
Contohnya peta persebaran penduduk, peta iklim, peta curah hujan. Peta umum merupakan peta yang menampilkan kondisi Geografis suatu daerah informasinya bersifat umum. Ketidakmerataan persebaran penduduk antarwilayah di Indonesia dapat diterapkan dengan konsep pola dan aglomerasi karena persebaran tersebut dapat dilihat dari jumlah dan
Datacurah hujan didapatkan melalui Stasiun Klimatologi Pondok Betung Tangerang. Data yang diambil meliputi data curah hujan harian yang tersebar di wilayah Banten. Data curah hujan yang digunakan yaitu pos curah hujan sebanyak 15 titik pengamatan yang memiliki periode waktu tahun 1981-2010 (30 tahun).
CibzU. Selamat datang pengunjung Berikut link peta curah hujan Indonesia per provinsi 37 Provinsi format shp, klik di nama provinsi untuk mengunduh. Password ekstrak = Login terlebih dulu ke akun google anda, baru lakukan download. Jangan lupa budayakan membaca kebijakan privasi kebijakan hak cipta. 1. Nanggroe Aceh Darussalam 2. Sumatra Utara 3. Sumatra Selatan 4. Sumatra Barat 5. Bengkulu 6. Riau 7. Kepulauan Riau 8. Jambi 9. Lampung 10. Bangka Belitung 11. Banten 12. DKI Jakarta 13. Jawa Barat 14. Jawa Tengah 15. Daerah Istimewa Yogyakarta 16. Jawa Timur 17. Kalimantan Barat 18. Kalimantan Timur 19. Kalimantan Selatan 20. Kalimantan Tengah 21. Kalimantan Utara 22. Bali 23. Nusa Tenggara Timur 24. Nusa Tenggara Barat 25. Gorontalo 26. Sulawesi Barat 27. Sulawesi Tengah 28. Sulawesi Utara 29. Sulawesi Tenggara 30. Sulawesi Selatan 31. Maluku Utara 32. Maluku 33. Papua Barat 34. Papua 35. Papua Tengah 36. Papua Pegunungan 37. Papua Selatan Khusus member lintasbumi, anda bisa mendownload shp curah hujan versi lainnya di sini, di bawah adalah salah satu sampelnya
Indonesia secara umum termasuk dalam kategori iklim tropis dengan dua musim yaitu penghujan dan kemarau. Akan tetapi sebaran curah hujan di setiap wilayah di Indonesia bervariasi karena berbagai faktor. Artinya di Indonesia tidak ada batas yang jelas antara musim penghujan dan musim kemarau karena Indonesia ada di wilayah Daerah Konvergensi Antar Tropik. Baca juga Perbedaan Mesa, Butte dan Plateau Jadi jangan heran jika kamu lihat berita terlevisi sekarang ini di Jawa Tengah sedang banjir tapi di Manado sedang kekeringan. Jangan beranggapan saat musim penghujan datang, semua wilayah Indonesia mendapatkan curah hujan yang besar. Berikut ini pola sebaran curah hujan di Indonesia 1. Daerah pantai barat setiap pulau utama, mendapatkan curah hujan lebih tinggi dibanding pantai bagian timur. 2. Jumlah rata-rata curah hujan di Indonesia bagian barat lebih besar dibandingkan bagian timur. 3. Curah hujan akan meningkat sesuai ketinggian tempat. Curah hujan tertinggi berada pada ketinggian 600 - 900 mdpl. 4. Di wilayah pedalaman pulau, musim penghujan jatuh pada musim pancaroba. 5. Bulan maksimum hujan berada di dekat DKAT. 6. Curah hujan bergeser dari barat ke timur. - Pantai barat Sumatera sampai Bengkulu mendapat curah hujan terbanyak di bulan November. - Lampung dan Bangka yang berlokasi di timur Sumatera mendapat hujan terbanyak di bulan Desember. - Jawa bagian utara, Bali dan Nusa Tenggara memperoleh curah hujan di bulan Januari - Februari. 7. Di wilayah Sulawesi selatan bagian timur, Sulawesi Tenggara, Maluku Tengah musim penghujan jatuh antara Mei - Juni. Saat itu daerah lain sedang mengalami musim kemarau. Peta Pola Hujan Indonesia Setiap daerah punya rata-rata curah hujan yang berbeda, ada yang tinggi seperti di Baturaden dan ada yang rendah sekali seperti di Nusa Tenggara. Menurut BMKG, ada 3 pola hujan di Indonesia yaitu 1. Pola Monsun, punya perbedaan jelas antara musim penghujan dan kemarau. 2. Pola Ekuatorial, punya 2 puncak musim hujan antara Maret dan Oktober. 3. Pola Hujan Lokal, hanya punya satu puncak musim hujan. Sumber BMKG
JAKARTA - BMKG dan beberapa Pusat Iklim Dunia memprediksi kondisi Indian Ocean Dipole IOD positif hingga akhir 2023. Keadaan itu, kata dia, terjadi bersamaan dengan intensitas El Nino semakin menguat pada periode Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, El Nino yang terjadi dikontrol oleh suhu muka air laut di Samudra Pasifik. Sedangkan IOD positif dikontrol oleh suhu muka air laut di wilayah Samudra Hindia.“Keduanya terjadi bersamaan, dan diprediksi pada semester dua ini berdampak pada berkurangnya curah hujan di sebagian wilayah. Bahkan, sebagian wilayah Indonesia diprediksi akan mengalami curah hujan dengan kategori di bawah normal, atau lebih kering dari kondisi normalnya,” kata Dwikorita dalam konferensi pers daring, di Jakarta, Selasa 6/6/2023. Mengacu pada review peta kondisi Indonesia yang memiliki kejadian serupa pada 2019, kata dia, kondisi saat ini kian meluas. Menurut dia, pada Juli-September 2019 paling sedikit di sebagian wilayah Indonesia hanya menerima curah hujan sebesar 30 persen.“Padahal, kalau normal itu lebih dari 95 persen sampai seratus sekian persen,” kata dia. Khusus untuk prakiraan di Juli-September 2023 ini, kejadian sifat hujan serupa terjadi sebagian besar wilayah Jawa, NTT, Sumatra dengan intensitas 0-20 persen. Bahkan, dia menyebut hal itu sudah nampak pada Juni 2023 ini. Ia menjelaskan, pada Juli, kondisi kering atau curah hujan di bawah 100 mm per bulan, terjadi di Jawa, lalu sebagian wilayah Sumatera dan Kalimantan. Sedangkan pada Agustus, BMKG memperkirakan kekeringan meluas dan hampir merata ke seluruh wilayah Indonesia dengan intensitas serupa hingga September dan Oktober. “Pengurangan baru terjadi di November. Jadi mulai melemah di Oktober-November. Tapi puncak rendahnya hujan di Agustus dan September,” untuk sebagian Aceh, Lampung, Banten, Jawa, hingga NTT, kondisi sudah mengering dengan intensitas hujan 100mm per bulan pada Juni ini. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
- Berikut persebaran beberapa bencana alam di Indonesia. Letak Indonesia secara geografis sangat berpengaruh pada kondisi wilayah yang rawan bencana. Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng besar dunia. Sehingga letak Indonesia memberi dampak terjadinya bencana alam seperti fenomena vulkanik, gempa bumi, banjir, tsunami, hingga angin puting beliung. Persebaran daerah rawan bencana dapat diinformasikan pada masyarakat melalui pemetaan. Dengan adanya pemetaan, membuat masyarakat lebih siaga akan terjadinya bencana alam. Baca juga Dampak Positif dan Negatif Bencana Alam Terhadap Kehidupan Manusia Persebaran Bencana Alam di Indonesia Mengutip dari Buku Geografi Kelas 11 Kurikulum Merdeka, berikut persebaran bencana alam di Indonesia 1. Gempa Bumi Beberapa wilayah di Indonesia sering terjadi gempa bumi. Seperti, Provinsi Aceh, Sumatra Barat, pulau Jawa bagian selatan, Lombok, hingga Maluku. Gempa bumi biasanya terjadi secara tiba-tiba dan memiliki kekutan yang berbeda-beda. Kekuatan gempa sebesar 5 atau 6 SR sering terjadi di negara kita. Terjadinya gempa bumi, mayoritas disebabkan karena patahan aktivitas tektonik atau deformasi batuan. 2. Letusan Gunung Berapi Lava pijar menyembur dari Gunung Merapi terlihat dari Desa Tunggularum, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin 13/3/2023. AFP/DEVI RAHMAN AFP/DEVI RAHMAN Indonesia memiliki berbagai gunung berapi. Persebaran gunung berapi di Indonesia berhubungan dengan lokasi zona subduksi lempeng seperti Sumatra, Jawa, Nusa tenggara, Maluku, dan Sulawesi. Pulau Papua dan Kalimantan adalah pulau yang tidak dijumpai gunung berapi. Bagi masyarakat yang tinggal di sekitar gunung berapi, memiliki risiko yang tinggi terdampak erupsi. Menurut laporan evaluasi Kementerian ESDM pada tahun 2017, aktivitas gunung berapi di Indonesia ialah sebagai berikut - Level awas level IV diantaranya yaitu G. Sinabung, - Level waspada level II. Tercatat 15 gunungapi meliputi G. Kerinci, G. Lokon, G. Semeru, G. Karangetang, G. Ibu, G. Gamkonora, G. Gamalama, G. Sangeang Api, G. Anak Krakatau, G. Dukono, G. Bromo, G. Rinjani, G. Soputan, G. Rokatenda, dan G. Merapi, dan - Level normal level I kondisi ini menunjukkan belum adanya aktivitas vulkanik dan tidak ada korban jiwa dari wisatawan. 3. Tsunami Kondisi Masjid Raya Baiturrahman setelah gelombang tsunami menerjang Aceh pada Minggu, 26 Desember 2004. Serambinews Beberapa wilayah di Indonesia memiliki resolp tsunami yang tinggi berdasarkan peta indeks ancaman tsunami. Seperti, Sumatra bagian selatan, kepulauan Maluku, dan Papua bagian utara. Pada tahun 2006, terjadi bencana tsunami yang diakibatkan aktivitas tektonik. Tepatnya terjadi di Pantai Pangandaran, Jawa Barat. Awal terjadinya tsunami ini adalah adanya gempa berkekuatan 6,8 SR, dengan titik pusat gempa berada di kedalaman ≤ 30 km. Tsunami menerjang pantai selatan Jawa Barat seperti Cipatujah, Pangandaran, pantai selatan Cianjur, Cilauteureun, dan Sukabumi. 4. Banjir Kondisi banjir di Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Selasa 9/5/2023. tribun jabar Mayoritas wilayah di Indonesia memiliki potensi bencana banjir. Terjadinya banjir dapat disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan keberadaan rawa-rawa seperti di Papua bagian selatan. Namun faktor lainnya yang menyebabkan terjadinya banjir adalah aktivitas dan kesadaran manusia. Pada tahun 2021, bencana banjir melanda Kota Malang, Kota Batu, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Kapuas Hulu. Bencana banjir tersebut menyebabkan rumah rusak, sawah maupun ladang tergenang lumpur, bahkan banyak korban jiwa. 5. Kekeringan Ketika memasuki bulan tertentu, beberapa wilayah di Pulau Jawa mengalami musim kemarau. Wilayah tersebut diantaranya yaitu Kabupaten Kebumen, Wonogiri, Tasikmalaya, Bekasi, Ciamis, Cianjur, Mojokerto, Trenggalek, dan Ponorogo. Salah satu dampak yang menyebabkan kekeringan adalah perubahan iklim. 6. Tanah Longsor Ratusan aparat gabungan terus melakukan pengerukan tanah dengan alat seadanya di tempat kejadian korban tanah longsor di Desa Sirna Sari, Empang, Bogor Selatan, Jawa Barat, Rabu 15/3/2023. Sedikitnya terdapat 5 rumah dan 17 jiwa yang terdampak, 11 jiwa dapat terselamatkan dan 2 jiwa ditemukan dalam keadaan meninggal dunia sedangkan 4 jiwa masih dalam tahap proses pencarian tim gabungan. Warta Kota/YULIANTO WARTA KOTA/YULIANTO Beberapa wilayah di Indonesia berpotensi terjadi bencana tanah longsor. Di antaranya, Kabupaten Bogor, Cianjur, Bandung, Purwakarta, Sukabumi, Tegal, Purbalingga, dan Sumedang. Pada tahun 2016, beberapa wilayah di Indonesia mengalami bencana tanah longsor. Tercatat bencana longsor terjadi sebanyak 612 kali di tahun tersebut. 7. Kebakaran Hutan Indonesia banyak memiliki titik api yang disinyalir sebagai kebakaran hutan. Titik api ini didapati pada Kalimantan dan Sumatra. Kebakaran hutan dapat terjadi ketika adanya pembakaran lahan yang tidak terkendali dan berdamak ke lahan lainnya. 8. Angin Puting Beliung Rumah di Padukuhan Boyong, Kalurahan Hargobinangun Pakem Sleman rusak terkena bencana angin puting beliung, Senin 20/3/2023. Kerusakan paling banyak terjadi di bagian atap. Untuk sementara atap rumah warga ditutupi terpal untuk mengantisipasi terjadinya hujan Istimewa Di Indonesia, ancaman terjadinya bencana angin puting beliung relatif rendah. Daerah yang memiliki ancaman dari skala sedang ke tinggi adalah Pulau Jawa. Oleh karena itu membutuhkan perhatian khusus. Salah satunya, angin puting beliung pernah menerjang Desa Mulyorejo, Jawa Timur pada tahun 2018. Bencana angin puting beliung tersebut menimbulkan kerusakan pada rumah-rumah penduduk. Penyebab terjadinya angin puting beliung dikarenakan bertemunya udara dingin dengan udara panas, sehingga terjadi bentrokan dan membentuk puting beliung. Putri Artikel Lain Terkait Bencana Alam dan Materi Sekolah
Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG telah berpartisipasi dalam kegiatan pemodelan iklim regional dan pengolahan data hasil proses pemodelan tersebut untuk menghasilkan produk berupa peta proyeksi perubahan iklim di masa yang akan datang. Berikut adalah beberapa jenis produk terkait proyeksi perubahan iklim yang tersedia di Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG A. Peta Atlas Proyeksi Iklim IndonesiaPusat Informasi Perubahan Iklim BMKG menyediakan informasi berupa peta spasial dari proyeksi perubahan parameter curah hujan dan suhu beserta indeks-indeks turunannya, untuk seluruh wilayah Indonesia dalam resolusi spasial 25 km x 25 proyeksi iklim ini merupakan hasil pengolahan data keluaran dari kegiatan pemodelan iklim regional dalam konsorsium internasional pemodelan iklim CORDEX-SEA, dimana BMKG menjadi salah satu bagian didalamnya. Data yang didapat dari keluaran kegiatan pemodelan CORDEX-SEA terdiri atas ensemble dari hasil proses downscaling enam jenis model proyeksi iklim global GCM dalam dua skenario RCP. Data ini disajikan dalam bentuk peta perubahan rata-rata normal / rata-rata komposit dari dua periode yang dibandingkan untuk parameter-parameter iklim terkait curah hujan dan suhu. Periode yang dibandingkan adalah periode hasil simulasi historis model 1976-2005 dengan periode proyeksi dengan skenario kenaikan gas rumah kaca dalam jangka waktu near-future 2020-2049. Dua skenario kenaikan gas rumah kaca yang digunakan adalah dan ini dirangkum dalam bentuk buku atlas fisik dan/atau dokumen elektronik yang dapat diakses dengan menghubungi Pelayanan Terpadu Satu Pintu BMKG PTSP-BMKG, dengan jumlah PNBP yang dapat dilihat pada laman Produk dan Tarif PTSP atau laman PTSP-BMKG pada bagian Layanan -> Jenis Layanan dan Tarif, pada item nomor layanan yang lebih spesifik semisal untuk kebutuhan binary raw-data atau shapefile dari peta-peta yang ada dan/atau lebih detail semisal untuk kebutuhan skala administrasi yang lebih spesifik dan/atau hal-hal yang sifatnya customized lainnya, yang ditujukan untuk keperluan yang bersifat komersial, dapat mengacu pada item nomor mengenai Jasa Konsultasi Klimatologi - Analisis Iklim, dengan jumlah PNBP yang dapat dilihat pada laman yang disebutkan diatas Produk dan Tarif PTSP.Untuk layanan yang lebih spesifik semisal untuk kebutuhan binary raw-data atau shapefile dari peta-peta yang ada dan/atau lebih detail semisal untuk kebutuhan skala administrasi yang lebih spesifik dan/atau hal-hal yang sifatnya customized lainnya, yang ditujukan untuk keperluan yang bersifat non-komersil semisal untuk penelitian akademik, pengembangan masyarakat, kegiatan di lingkungan lembaga pemerintah, dan lain-lain, dapat dilakukan dengan menghubungi Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG untuk pengajuan dan pembahasan kerjasama terkait aktivitas yang atlas yang telah disebutkan diatas Peta Proyeksi Iklim Indonesia, berikut ditampilkan beberapa contoh dalam resolusi gambar yang terbatas sebagai etalase dari produk atlas yang utuh1. Peta Proyeksi Perubahan Curah Hujan Kumulatif Musiman2. Peta Proyeksi Jumlah Hari Hujan Lebat Musiman3. Peta Proyeksi Jumlah Hari Kering Musiman4. Peta Proyeksi Jumlah Hari Hujan Musiman5. Peta Proyeksi Perubahan Jumlah Hari Kering Berturut-turut Terpanjang Musiman6. Peta Proyeksi Perubahan Jumlah Hari Hujan Berturut-turut Terpanjang Musiman7. Peta Proyeksi Perubahan Suhu Rata-rata Tahunan8. Peta Proyeksi Perubahan Suhu Maksimum Tahunan9. Peta Proyeksi Perubahan Suhu Minimum Tahunan10. Peta Proyeksi Perubahan Variasi Suhu Diurnal Tahunan11. Peta Proyeksi Perubahan Jumlah Hari Hujan Sangat Lebat Musiman12. Peta Proyeksi Perubahan Jumlah Hari Hujan Ekstrem Musiman13. Peta Proyeksi Perubahan Curah Hujan Harian Maksimum Musiman14. Peta Proyeksi Perubahan Curah Hujan Kumulatif 5-Harian Maksimum Musiman15. Peta Proyeksi Perubahan Intensitas Hujan Harian Musiman16. Peta Proyeksi Perubahan Awal Musim Hujan17. Peta Proyeksi Perubahan Panjang Musim Hujan B. Peta Atlas Proyeksi Iklim Resolusi Tinggi Wilayah JawaPusat Informasi Perubahan Iklim BMKG menyediakan informasi berupa peta spasial dari proyeksi perubahan parameter curah hujan dan suhu beserta indeks-indeks turunannya, untuk wilayah Jawa dalam resolusi spasial 4 km x 4 proyeksi iklim ini merupakan hasil pengolahan data keluaran dari kegiatan pemodelan iklim regional yang dilakukan oleh Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG. Data yang digunakan merupakan keluaran dari proses downscaling model proyeksi iklim global GCM MIROC5 dengan skenario Data ini disajikan dalam bentuk peta perubahan rata-rata normal / rata-rata komposit dari dua periode yang dibandingkan untuk parameter-parameter iklim terkait curah hujan dan suhu. Periode yang dibandingkan adalah periode current 2006-2014 dengan periode near-future 2032-2040.Peta-peta ini dirangkum dalam bentuk buku atlas fisik dan/atau dokumen elektronik yang dapat diakses dengan menghubungi Pelayanan Terpadu Satu Pintu BMKG PTSP-BMKG, dengan jumlah PNBP yang dapat dilihat pada laman Produk dan Tarif PTSP atau laman PTSP-BMKG pada bagian Layanan -> Jenis Layanan dan Tarif, pada item nomor layanan yang lebih spesifik semisal untuk kebutuhan binary raw-data atau shapefile dari peta-peta yang ada dan/atau lebih detail semisal untuk kebutuhan skala administrasi yang lebih spesifik dan/atau hal-hal yang sifatnya customized lainnya, yang ditujukan untuk keperluan yang bersifat komersial, dapat mengacu pada item nomor mengenai Jasa Konsultasi Klimatologi - Analisis Iklim, dengan jumlah PNBP yang dapat dilihat pada laman yang disebutkan diatas Produk dan Tarif PTSP.Untuk layanan yang lebih spesifik semisal untuk kebutuhan binary raw-data atau shapefile dari peta-peta yang ada dan/atau lebih detail semisal untuk kebutuhan skala administrasi yang lebih spesifik dan/atau hal-hal yang sifatnya customized lainnya, yang ditujukan untuk keperluan yang bersifat non-komersil semisal untuk penelitian akademik, pengembangan masyarakat, kegiatan di lingkungan lembaga pemerintah, dan lain-lain, dapat dilakukan dengan menghubungi Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG untuk pengajuan dan pembahasan kerjasama terkait aktivitas yang atlas yang telah disebutkan diatas Peta Proyeksi Iklim Resolusi Tinggi Wilayah Jawa, berikut ditampilkan beberapa contoh dalam resolusi gambar yang terbatas sebagai etalase dari produk atlas yang utuh1. Perubahan nilai curah hujan musiman2. Perubahan nilai frekuensi hujan lebat musiman3. Perubahan jumlah hari tanpa hujan musiman4. Perubahan jumlah indeks consecutive dry days musiman5. Perubahan jumlah indeks consecutive wet days musiman6. Perubahan nilai fraksi hujan lebat musiman7. Perubahan nilai parameter terkait suhu rata-rata, maksimum dan minimum, variasi diurnalInformasi diatas juga disediakan dalam bentuk peta yang dibagi per Propinsi, dengan contoh sebagai berikut1. Banten2. Jawa Barat3. DKI Jakarta4. Jawa Tengah5. Yogyakarta6. Jawa TimurC. Peta Atlas Proyeksi Iklim Resolusi Tinggi Wilayah SulawesiPusat Informasi Perubahan Iklim BMKG menyediakan informasi berupa peta spasial dari proyeksi perubahan parameter curah hujan dan suhu beserta indeks-indeks turunannya, untuk wilayah Sulawesi dalam resolusi spasial 4 km x 4 proyeksi iklim ini merupakan hasil pengolahan data keluaran dari kegiatan pemodelan iklim regional yang dilakukan oleh Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG. Data yang digunakan merupakan keluaran dari proses downscaling model proyeksi iklim global GCM MIROC5 dengan skenario Data ini disajikan dalam bentuk peta perubahan rata-rata normal / rata-rata komposit dari dua periode yang dibandingkan untuk parameter-parameter iklim terkait curah hujan dan suhu. Periode yang dibandingkan adalah periode current 2006-2014 dengan periode near-future 2032-2040.Peta-peta ini dirangkum dalam bentuk buku atlas fisik dan/atau dokumen elektronik yang dapat diakses dengan menghubungi Pelayanan Terpadu Satu Pintu BMKG PTSP-BMKG, dengan jumlah PNBP yang dapat dilihat pada laman Produk dan Tarif PTSP atau laman PTSP-BMKG pada bagian Layanan -> Jenis Layanan dan Tarif, pada item nomor layanan yang lebih spesifik semisal untuk kebutuhan binary raw-data atau shapefile dari peta-peta yang ada dan/atau lebih detail semisal untuk kebutuhan skala administrasi yang lebih spesifik dan/atau hal-hal yang sifatnya customized lainnya, yang ditujukan untuk keperluan yang bersifat komersial, dapat mengacu pada item nomor mengenai Jasa Konsultasi Klimatologi - Analisis Iklim, dengan jumlah PNBP yang dapat dilihat pada laman yang disebutkan diatas Produk dan Tarif PTSP.Untuk layanan yang lebih spesifik semisal untuk kebutuhan binary raw-data atau shapefile dari peta-peta yang ada dan/atau lebih detail semisal untuk kebutuhan skala administrasi yang lebih spesifik dan/atau hal-hal yang sifatnya customized lainnya, yang ditujukan untuk keperluan yang bersifat non-komersil semisal untuk penelitian akademik, pengembangan masyarakat, kegiatan di lingkungan lembaga pemerintah, dan lain-lain, dapat dilakukan dengan menghubungi Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG untuk pengajuan dan pembahasan kerjasama terkait aktivitas yang atlas yang telah disebutkan diatas Peta Proyeksi Iklim Resolusi Tinggi Wilayah Sulawesi, berikut ditampilkan beberapa contoh dalam resolusi gambar yang terbatas sebagai etalase dari produk atlas yang utuh1. Perubahan nilai curah hujan musiman2. Perubahan nilai frekuensi hujan lebat musiman3. Perubahan jumlah hari tanpa hujan musiman4. Perubahan jumlah indeks consecutive dry days musiman5. Perubahan jumlah indeks consecutive wet days musiman6. Perubahan nilai fraksi hujan lebat musiman7. Perubahan nilai parameter terkait suhu rata-rata, maksimum dan minimum, variasi diurnalInformasi diatas juga disediakan dalam bentuk peta yang dibagi per Propinsi, dengan contoh sebagai berikut1. Gorontalo2. Sulawesi Selatan3. Sulawesi Tengah4. Sulawesi Tenggara5. Sulawesi Barat6. Sulawesi UtaraD. [PRODUK LAMA] Peta Atlas Proyeksi Iklim Resolusi Menengah Wilayah IndonesiaPusat Informasi Perubahan Iklim BMKG menyediakan informasi berupa peta spasial dari proyeksi perubahan parameter curah hujan dan suhu beserta indeks-indeks turunannya, untuk wilayah Indonesia dalam resolusi spasial menengah 20 km x 20 proyeksi iklim ini merupakan hasil pengolahan data keluaran dari kegiatan pemodelan iklim regional yang dilakukan oleh Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG. Data yang digunakan merupakan keluaran dari proses downscaling model proyeksi iklim global GCM MIROC5 dengan skenario Data ini disajikan dalam bentuk peta perubahan rata-rata normal / rata-rata komposit dari dua periode yang dibandingkan untuk parameter-parameter iklim terkait curah hujan dan suhu. Periode yang dibandingkan adalah periode current 2006-2014 dengan periode near-future 2032-2040.Peta-peta ini dirangkum dalam bentuk buku atlas fisik dan/atau dokumen elektronik yang dapat diakses dengan menghubungi Pelayanan Terpadu Satu Pintu BMKG PTSP-BMKG, dengan jumlah PNBP yang dapat dilihat pada laman Produk dan Tarif PTSP atau laman PTSP-BMKG pada bagian Layanan -> Jenis Layanan dan Tarif, pada item nomor untuk produk ini Poin D, selain peta-peta proyeksi perubahan curah hujan dan suhu, tersedia juga data proyeksi parameter iklim lainnya, yaitu kelembaban serta arah dan kecepatan angin. Parameter-parameter ini tidak tercakup dan dipetakan di dalam atlas namun tersedia dalam bentuk raw-data. Untuk mengakses data-data tersebut, mohon mengacu pada penjelasan selanjutnya dibawah layanan yang lebih spesifik semisal untuk kebutuhan binary raw-data atau shapefile dari peta-peta yang ada dan/atau lebih detail semisal untuk kebutuhan skala administrasi yang lebih spesifik dan/atau hal-hal yang sifatnya customized lainnya, yang ditujukan untuk keperluan yang bersifat komersial, dapat mengacu pada item nomor mengenai Jasa Konsultasi Klimatologi - Analisis Iklim, dengan jumlah PNBP yang dapat dilihat pada laman yang disebutkan diatas Produk dan Tarif PTSP.Untuk layanan yang lebih spesifik semisal untuk kebutuhan binary raw-data atau shapefile dari peta-peta yang ada dan/atau lebih detail semisal untuk kebutuhan skala administrasi yang lebih spesifik dan/atau hal-hal yang sifatnya customized lainnya, yang ditujukan untuk keperluan yang bersifat non-komersil semisal untuk penelitian akademik, pengembangan masyarakat, kegiatan di lingkungan lembaga pemerintah, dan lain-lain, dapat dilakukan dengan menghubungi Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG untuk pengajuan dan pembahasan kerjasama terkait aktivitas yang atlas yang telah disebutkan diatas Peta Proyeksi Iklim Resolusi Menengah Wilayah Indonesia, berikut ditampilkan beberapa contoh dalam resolusi gambar yang terbatas sebagai etalase dari produk atlas yang utuh1. Perubahan nilai curah hujan musiman2. Perubahan nilai frekuensi hujan lebat musiman3. Perubahan jumlah hari tanpa hujan musiman4. Perubahan jumlah indeks consecutive dry days musiman5. Perubahan jumlah indeks consecutive wet days musiman6. Perubahan nilai rata-rata suhu rata-rata, maksimum dan minimumInformasi diatas juga disediakan dalam bentuk peta yang dibagi per wilayah area, dengan contoh sebagai berikut1. Sumatera2. Jawa3. Kalimantan4. Bali dan Nusa Tenggara5. Sulawesi6. Maluku dan Papua
peta persebaran curah hujan di indonesia